Kemampuan menerjemahkan bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia (dan sebaliknya) adalah keterampilan vital di era globalisasi ini. Namun, menerjemahkan bukan sekadar mengganti satu kata dengan padanannya. Terjemahan yang baik harus mampu menangkap nuansa, konteks budaya, dan maksud asli dari teks sumber. Jika Anda sering berhadapan dengan dokumen teknis, sastra, atau percakapan sehari-hari dalam bahasa Inggris, memahami teknik penerjemahan yang benar akan sangat meningkatkan kualitas komunikasi Anda.
Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia memiliki struktur tata bahasa yang sangat berbeda. Hal ini menimbulkan beberapa tantangan inheren. Misalnya, dalam bahasa Inggris, penggunaan phrasal verbs (kata kerja majemuk seperti 'look up', 'put off') sering kali tidak memiliki padanan satu kata langsung dalam bahasa Indonesia. Menerjemahkannya secara harfiah hampir selalu menghasilkan kalimat yang janggal atau salah makna.
Tantangan lain adalah idiom. Ungkapan seperti "break a leg" (semoga sukses) atau "it's raining cats and dogs" (hujan deras sekali) tidak bisa diterjemahkan kata per kata. Di sinilah peran penerjemah menjadi krusial: ia harus menemukan padanan idiomatis yang memiliki fungsi dan makna yang sama dalam budaya target (Bahasa Indonesia). Kegagalan dalam konteks ini dapat menyebabkan kesalahpahaman serius, terutama dalam terjemahan hukum atau medis.
Untuk menghasilkan terjemahan bahasa Inggris yang akurat dan mengalir, terapkan beberapa strategi berikut:
Perkembangan teknologi telah merevolusi cara kita mendekati penerjemahan. Saat ini, menerjemahkan bahasa Inggris didukung oleh Neural Machine Translation (NMT). Sistem NMT jauh lebih unggul daripada sistem statistik terdahulu karena mereka dapat memproses seluruh kalimat dan memahami konteks hubungan antar kata.
Bagi pembelajar bahasa atau profesional, mengintegrasikan alat NMT ke dalam alur kerja penerjemahan (proses yang disebut Post-Editing Machine Translation/PEMT) dapat meningkatkan kecepatan produksi secara signifikan. Namun, penting untuk mengingat bahwa sentuhan manusia tetap tidak tergantikan untuk aspek-aspek yang membutuhkan kepekaan budaya, kreativitas, atau pemahaman mendalam terhadap jargon spesifik industri.
Ambil contoh frasa: "The manager has put off the meeting until next week."
Jika kita hanya melihat kata per kata: "Manajer telah menaruh mati pertemuan sampai minggu depan." Ini jelas salah.
Dengan pemahaman kontekstual bahwa 'put off' berarti menunda, terjemahan yang benar adalah: "Manajer telah menunda rapat hingga minggu depan." Ini menunjukkan bahwa penguasaan phrasal verbs dan konteks adalah kunci utama dalam proses menerjemahkan bahasa Inggris dengan sukses. Menguasai bahasa sumber dan bahasa target secara mendalam adalah investasi terbaik bagi siapa pun yang ingin menjadi penerjemah yang andal.