Ketika kita berbicara tentang kota Pajajaran Bandung, ingatan kita sering kali langsung tertuju pada hiruk pikuk kota metropolitan yang modern. Namun, di balik gemerlap lampu dan gedung pencakar langit, tersimpan jejak sejarah panjang yang kaya, erat kaitannya dengan nama besar Kerajaan Sunda, yaitu Pajajaran. Nama Pajajaran, meskipun secara spesifik lebih sering dikaitkan dengan pusat pemerintahan Kerajaan Sunda di Bogor, memiliki resonansi kuat terhadap identitas historis wilayah yang kini mencakup sebagian besar Jawa Barat, termasuk kota Bandung.
Secara historis, Kerajaan Sunda (kerajaan yang berpusat di Pakuan/Bogor) meninggalkan warisan budaya dan nama yang masih relevan hingga kini. Wilayah yang kini kita kenal sebagai Bandung Raya pada masa itu merupakan bagian penting dari pengaruh kekuasaan Sunda. Ketika para leluhur bermigrasi dan mendirikan pemukiman di dataran tinggi yang subur ini, mereka membawa serta kearifan lokal dan mungkin saja meminjam atau mengadaptasi terminologi dari kerajaan induk mereka. Meskipun tidak ada catatan pasti bahwa Bandung pernah menjadi ibu kota Pajajaran, koneksi kultural dan geografisnya sangat tak terpisahkan.
Kawasan Bandung, yang dikelilingi oleh pegunungan vulkanik, menawarkan kondisi alam yang ideal. Keberadaan sumber air dan tanah vulkanik yang subur menjadikannya lokasi strategis untuk permukiman sejak zaman dahulu. Nama-nama tempat di sekitar Bandung, meskipun berkembang pesat pada masa kolonial, seringkali berakar dari bahasa Sunda kuno yang menjadi bahasa utama Kerajaan Sunda di masa lampau.
Evolusi Bandung dari pemukiman agraris menjadi pusat pemerintahan kolonial Belanda (sebagai "Parijs van Java") secara signifikan mengubah lanskap fisik dan sosialnya. Namun, upaya pelestarian warisan lokal tetap terlihat. Banyak tokoh sejarah dan penamaan jalan yang mengingatkan kita pada era sebelum kedatangan Eropa. Memahami Pajajaran Bandung berarti memahami bagaimana identitas Sunda yang kuat bertahan di tengah modernisasi yang masif.
Bagi para sejarawan dan arkeolog, menelusuri jejak Pajajaran di wilayah Bandung adalah upaya untuk merekonstruksi peta politik dan sosial Jawa Barat pra-kolonial. Meskipun pusat kekuasaan telah berpindah, semangat kemandirian dan kearifan lokal yang menjadi ciri khas masyarakat Sunda tetap menjadi fondasi utama. Ini terlihat jelas dalam seni, bahasa, dan bahkan filosofi hidup masyarakat setempat.
Meskipun situs-situs arkeologi Kerajaan Sunda utama berada di luar kota, semangat Pajajaran hidup dalam konteks modern Bandung. Kota ini telah berhasil memadukan citra modernitas dengan penghormatan terhadap akarnya. Ketika mengunjungi museum-museum lokal atau menyaksikan pertunjukan seni tradisional, pengunjung dapat merasakan denyut nadi sejarah yang menghubungkan kota ini kembali ke masa lalu yang megah. Bandung hari ini adalah mozaik dari berbagai lapisan sejarah, di mana nama besar seperti Pajajaran berfungsi sebagai jangkar identitas budaya yang tak lekang dimakan waktu.
Oleh karena itu, setiap kali kita menyebut Pajajaran Bandung, kita tidak hanya merujuk pada sebuah lokasi geografis, tetapi juga sebuah narasi panjang tentang kerajaan, perlawanan, dan transformasi budaya yang menjadikan Bandung salah satu kota paling menarik di Indonesia. Penjelajahan sejarah ini penting untuk memahami ke mana kota ini akan melangkah di masa depan, dengan pijakan yang kuat dari masa lalunya.