Pertanyaan mendasar yang sering muncul adalah: Salat Duha adalah salat sunah yang dikerjakan pada waktu Dhuha, yaitu waktu ketika matahari telah terbit dan meninggi hingga menjelang waktu Zuhur. Secara harfiah, kata 'Dhuha' sendiri merujuk pada pagi hari menjelang tengah hari.
Salat Duha ini memiliki kedudukan yang sangat mulia dalam Islam, bahkan sering disebut sebagai sedekah bagi seluruh persendian tubuh. Pelaksanaannya dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam sebagai pengisi jeda antara salat Subuh dan salat Zuhur, sekaligus sebagai sarana syukur atas nikmat bangun pagi dan kesehatan.
Para ulama menetapkan waktu pelaksanaan salat Duha dimulai ketika bayangan matahari telah berkurang (sekitar 15-20 menit setelah matahari terbit sempurna) hingga sekitar 10 menit sebelum waktu salat Zuhur masuk. Durasi waktu ini memberikan kelonggaran yang cukup bagi seorang Muslim untuk melaksanakannya, meskipun idealnya dilakukan saat matahari sedang meninggi (sekitar seperempat siang).
Mengapa kita dianjurkan untuk menjaga salat Duha secara rutin? Terdapat banyak dalil yang menguatkan betapa besar pahala dan manfaat yang terkandung di dalamnya, baik dari sisi spiritual maupun keberkahan duniawi.
Hadis yang sangat terkenal menegaskan bahwa dalam tubuh manusia terdapat 360 persendian, dan setiap persendian membutuhkan sedekah setiap harinya. Salat Duha menjadi solusi praktis untuk memenuhi kebutuhan sedekah tersebut. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Setiap pagi, setiap ruas tulang punggung (sendi) kalian wajib bersedekah. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh berbuat ma’ruf adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah, dan semua itu dicukupi dengan dua rakaat salat Duha." (HR. Muslim)
Bagi mereka yang istiqamah melaksanakan salat Duha, Allah menjanjikan pengampunan dosa, meskipun dosa tersebut sebanyak buih di lautan. Ini menunjukkan bahwa salat Dhuha adalah sarana pembersihan diri yang efektif.
Salat Duha sering dikaitkan dengan kemudahan rezeki. Dalam beberapa riwayat, salat ini disebut sebagai pelancar urusan duniawi. Dengan mendekatkan diri kepada Allah di waktu pagi, kita memohon agar Allah memudahkan langkah mencari rezeki yang halal sepanjang hari.
Meskipun ini adalah keutamaan yang didapatkan bagi mereka yang melaksanakan salat Dhuha secara sempurna, yaitu empat rakaat atau lebih, dan duduk berdzikir hingga matahari meninggi, ini menunjukkan betapa tingginya nilai ibadah ini di sisi Allah SWT.
Salat Duha termasuk salat sunah rawatib yang bisa dikerjakan sendiri (munfarid) atau berjamaah, meskipun lebih umum dikerjakan sendiri. Jumlah rakaatnya bervariasi, namun yang paling sedikit adalah dua rakaat, dan paling banyak adalah dua belas rakaat.
Disunnahkan untuk membaca surat tertentu, misalnya Al-Ikhlas sebanyak 3 kali pada rakaat kedua, atau membaca surat Asy-Syams dan Adh-Dhuha secara bergantian pada setiap rakaat.
Waktu salat Duha memiliki rentang yang luas, namun ada waktu yang lebih utama (afdhal). Waktu terbaik salat Duha adalah ketika matahari sudah naik tinggi, yaitu ketika kondisi cuaca mulai terasa panas terik, sekitar pukul 9 pagi hingga 11 siang (tergantung lokasi geografis dan waktu Zuhur).
Melaksanakan salat Duha di waktu yang lebih panas ini dianggap lebih afdhal karena menunjukkan tingkat kesungguhan dan perjuangan seorang hamba untuk melaksanakan sunah Nabi, meskipun secara hukum, salat Duha tetap sah dilakukan segera setelah waktu Duha dimulai.