IHLAS Simbol Cahaya Keikhlasan

Memahami Amalan Setelah Membaca Surah Al-Ikhlas

Surah Al-Ikhlas, yang memiliki kedudukan agung karena merangkum esensi tauhid—pengesaan Allah SWT—adalah salah satu surat terpendek namun paling padat maknanya dalam Al-Qur'an. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa membacanya sebanding dengan sepertiga Al-Qur'an. Mengingat keutamaan yang luar biasa ini, banyak umat Muslim yang menjadikannya bacaan rutin, baik dalam salat maupun wirid harian. Pertanyaannya kemudian muncul: apa yang ideal dilakukan setelah Al Ikhlas?

Dalam konteks ibadah, "setelah Al Ikhlas" dapat merujuk pada dua situasi utama: setelah membacanya dalam rangkaian salat fardhu atau sunnah, dan setelah membacanya sebagai bagian dari zikir atau ruqyah mandiri. Keduanya memiliki anjuran amalan yang saling melengkapi dalam rangka menyempurnakan ibadah dan memohon perlindungan serta rahmat Allah.

Keutamaan Membaca Al-Ikhlas dalam Konteks Wirid

Setelah menyelesaikan bacaan Surah Al-Ikhlas (bersama Al-Falaq dan An-Nas) di pagi dan petang hari, sunnah yang sangat dianjurkan adalah mengulanginya sebanyak tiga kali. Bacaan ini berfungsi sebagai benteng spiritual yang melindungi seorang hamba dari keburukan yang tampak maupun yang tersembunyi. Amalan setelah Al Ikhlas dalam konteks ini adalah menyempurnakan perlindungan tersebut dengan doa dan dzikir penutup.

Berdasarkan hadis sahih, setelah membaca tiga surah pelindung tersebut, seorang Muslim dianjurkan untuk meniupkan pada kedua telapak tangannya, kemudian mengusapkannya ke seluruh tubuh yang terjangkau, dimulai dari wajah. Ini adalah sunnah Nabi Muhammad ﷺ yang menunjukkan ikhtiar berlindung kepada Allah secara fisik dan spiritual.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

(Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3) وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ (4)

(Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa (1). Allah tempat meminta segala sesuatu (2). (Allah) tidak beranak dan tiada pula diperanakkan (3). Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia (4).)

Amalan Setelah Al Ikhlas dalam Salat

Dalam salat, terutama setelah membaca Al-Fatihah, Al-Ikhlas sering kali dibaca sebagai surah ketiga, keempat, atau terakhir, terutama dalam salat sunnah seperti Rawatib atau Tahajjud. Apa yang dilakukan setelah Al Ikhlas di sini adalah melanjutkan rukun salat sebagaimana mestinya: melanjutkan bacaan, rukuk, sujud, dan seterusnya.

Namun, momen yang paling penting setelah menyelesaikan seluruh rangkaian salat (setelah salam) adalah berdzikir. Dzikir setelah salat adalah penyempurna, penguat, dan penambal kekurangan dalam salat yang telah dilaksanakan. Dzikir ini mencakup:

  1. Istighfar: Memohon ampunan sebanyak tiga kali.
  2. Tasbih: Mengucapkan Subhanallah (33 kali).
  3. Tahmid: Mengucapkan Alhamdulillah (33 kali).
  4. Takbir: Mengucapkan Allahu Akbar (33 kali).
  5. Syahadat Tauhid: Membaca Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai'in qadiir.

Setelah rangkaian dzikir rutin ini, membaca doa atau ayat kursi juga merupakan amalan yang sangat dianjurkan. Keutamaan membaca Ayat Kursi setelah Al Ikhlas (dan setelah salat wajib) adalah jaminan bahwa tidak ada yang akan menghalanginya masuk surga selain kematian itu sendiri.

Penguatan Tauhid Melalui Pengulangan

Mengapa pengulangan Al-Ikhlas begitu ditekankan? Karena fokus utama surat ini adalah penegasan tauhid, lawan dari kesyirikan. Dunia penuh dengan godaan yang merusak kemurnian iman, baik melalui hal-hal materialistik maupun pemikiran filosofis yang menyimpang. Dengan mengulang "Allahu Ahad," seorang Muslim secara sadar dan berulang kali menegaskan bahwa sumber segala pertolongan, kekuasaan, dan permohonan hanyalah milik Allah Yang Maha Tunggal.

Oleh karena itu, amalan spiritual yang terbaik yang dilakukan setelah Al Ikhlas adalah memperkuat pemahaman dan pengamalan kandungan surat tersebut dalam setiap aspek kehidupan—yaitu hidup dengan keikhlasan penuh, tanpa mengharapkan pujian manusia, dan hanya mencari keridaan Ilahi semata. Keikhlasan dalam beramal akan meningkatkan kualitas setiap ibadah yang kita lakukan, termasuk salat di mana Al-Ikhlas sering kita baca.

Konteks Ruqyah dan Perlindungan Diri

Dalam praktik ruqyah syar'iyyah (pengobatan spiritual sesuai syariat), mengulang surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas (Mu'awwidzat) sebanyak tiga kali atau tujuh kali adalah prosedur standar. Setelah pembacaan selesai, praktik ini diikuti dengan doa memohon perlindungan dan penyembuhan. Ini menunjukkan bahwa konteks pembacaan surah ini selalu berkaitan erat dengan permohonan perlindungan ilahiah.

Secara ringkas, apa pun konteks pembacaan Al-Ikhlas—apakah itu dalam salat, wirid pagi/petang, atau sebagai bagian dari ruqyah—amalan yang mengikutinya harus selalu berkaitan dengan peningkatan kedekatan kepada Allah. Ini bisa berupa dzikir spesifik, doa permohonan perlindungan, atau sekadar refleksi mendalam mengenai keagungan tauhid yang baru saja kita akui. Menjaga konsistensi dalam amalan ini adalah cara kita menghormati besarnya janji dan keutamaan yang terkandung dalam surah yang menegaskan keesaan Allah tersebut.

🏠 Homepage