Urutan Setelah Surat Al-Lahab

Al-Lahab (111) Al-Ikhlas (112)

Ilustrasi urutan mushaf Al-Qur'an setelah Al-Lahab.

Setiap mukmin yang membaca dan mentadabburi Al-Qur'an pasti memperhatikan urutan surat yang tersusun rapi berdasarkan penetapan dari Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW. Surat Al-Lahab (Surat ke-111) merupakan surat yang sangat singkat, terdiri dari lima ayat, yang membicarakan tentang kecelakaan bagi Abu Lahab dan istrinya akibat penolakan mereka terhadap dakwah Islam.

Lalu, muncul pertanyaan logis: Setelah Surat Al-Lahab surat apa yang menjadi kelanjutannya dalam susunan mushaf resmi?

Mengikuti Mushaf Utsmani

Susunan surat dalam Al-Qur'an yang kita pegang hari ini dikenal sebagai Mushaf Utsmani, yang merupakan kodifikasi resmi Al-Qur'an pada masa Khalifah Utsman bin Affan. Urutan ini diyakini berdasarkan petunjuk langsung dari Rasulullah SAW.

Setelah Surat Al-Lahab (Surah ke-111), surat yang menyusul dan menjadi penutup dari Juz Amma, sekaligus penutup keseluruhan Al-Qur'an, adalah Surat Al-Ikhlas (Surat ke-112).

Keutamaan Surat Al-Ikhlas

Menariknya, peralihan dari Al-Lahab ke Al-Ikhlas memberikan kontras yang sangat kuat. Jika Al-Lahab berbicara tentang penolakan terhadap tauhid (keesaan Allah) yang dilakukan oleh musuh-musuh Nabi, maka Al-Ikhlas adalah penegasan paling fundamental mengenai hakikat Tauhid itu sendiri.

Surat Al-Ikhlas, yang terdiri hanya dari empat ayat, memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa membaca Surat Al-Ikhlas setara dengan membaca sepertiga Al-Qur'an. Ini menunjukkan betapa padatnya makna teologis di dalamnya.

Mengapa Urutannya Demikian?

Beberapa ulama tafsir memberikan pandangan bahwa penempatan surat dalam Al-Qur'an sering kali memiliki keterkaitan tematik (munasabah), meskipun tidak selalu tampak jelas pada surat-surat pendek di akhir mushaf.

Dalam konteks Al-Lahab dan Al-Ikhlas:

  1. Al-Lahab menampakkan akibat dari menyekutukan Allah atau menolak kebenaran-Nya (terkait dengan kekufuran).
  2. Al-Ikhlas menjadi fondasi jawaban atau penolakan balik terhadap semua bentuk kekufuran dengan menegaskan Keesaan Allah yang mutlak.
Pindah dari ancaman terhadap musuh tauhid (Al-Lahab) menuju penjelasan hakikat tauhid itu sendiri (Al-Ikhlas) menunjukkan transisi yang kuat dari ancaman duniawi menuju kebenaran ilahiah yang abadi.

Al-Ikhlas Diikuti Surat Apa?

Setelah tuntas membaca Surat Al-Ikhlas (112), pembaca akan melanjutkan ke surat berikutnya yang juga sangat penting, yaitu Surat Al-Falaq (Surat ke-113). Surat Al-Falaq adalah surat perlindungan dari keburukan alam semesta, seperti kegelapan malam, sihir, dan kedengkian.

Urutan ini kemudian berlanjut ke Surat An-Nas (Surat ke-114), yang merupakan surat penutup resmi Al-Qur'an. Surat An-Nas secara khusus mengajarkan permohonan perlindungan dari bisikan jahat (waswas) yang datang dari jin dan manusia.

Jadi, rangkaian akhir Al-Qur'an adalah: Al-Lahab (111) > Al-Ikhlas (112) > Al-Falaq (113) > An-Nas (114).

Pentingnya Urutan Tartil

Meskipun keutamaan membaca Al-Qur'an tidak berkurang jika seseorang membaca surat secara acak, mengikuti urutan yang telah ditetapkan dalam mushaf sangat dianjurkan dalam praktik shalat dan tilawah rutin. Hal ini termasuk sunnah yang membantu kita memahami konteks penataan ayat dan surat sebagaimana yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.

Mempelajari urutan ini adalah bagian dari penghormatan terhadap Mushaf dan sunnah Rasul. Setelah menelaah kecaman dalam Al-Lahab, kita diingatkan untuk mengokohkan kembali akidah kita melalui Al-Ikhlas, sebelum memohon perlindungan dari segala keburukan melalui Al-Falaq dan An-Nas.

Bagi umat Islam, surat-surat pendek penutup ini (Al-Mu'awwidzatain dan Al-Ikhlas) memiliki keistimewaan tersendiri, sering dibaca sebagai wirid atau pelindung harian. Memahami posisi persisnya setelah Al-Lahab menguatkan pemahaman kita tentang kesatuan struktur Al-Qur'an yang agung ini.

🏠 Homepage