Shalat malam, atau yang sering disebut Qiyamul Lail, adalah salah satu ibadah sunnah yang paling dianjurkan dalam Islam. Pelaksanaannya dilakukan setelah shalat Isya hingga sebelum waktu Subuh. Meskipun hukumnya sunnah, kedudukan shalat malam sangatlah tinggi di sisi Allah SWT, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ dan para sahabat terdahulu.
Melaksanakan shalat malam membawa dampak spiritual yang mendalam bagi pelakunya. Keutamaan utamanya adalah kedekatan yang erat dengan Sang Pencipta. Di tengah keheningan malam, ketika kebanyakan manusia terlelap dalam tidur, hamba yang memilih berdiri menunaikan shalat akan mendapatkan ganjaran istimewa.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, memuji mereka yang membedakan diri di malam hari: "Sesungguhnya hamba-hamba yang bertakwa berada di dalam taman-taman (syurga) dan di mata air. Mereka mengambil apa yang diberikan Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Mereka sedikit sekali tidur di malam hari." (QS. Adz-Dzaariyat: 15-17).
Selain kedudukan di akhirat, shalat malam juga berpengaruh pada ketenangan jiwa saat di dunia. Di waktu sahur (sepertiga malam terakhir), Allah SWT turun ke langit dunia untuk mengabulkan doa-doa. Kesempatan ini adalah momen emas untuk memohon ampunan, rezeki, dan kemudahan urusan. Doa yang dipanjatkan pada waktu ini sangat diharapkan untuk dikabulkan, menjadikannya waktu yang sangat mustajab.
Waktu shalat malam membentang sejak selesai shalat Isya hingga terbitnya fajar shubuh. Namun, ulama sepakat bahwa waktu yang paling utama adalah pada sepertiga malam terakhir, yaitu sekitar pukul 02.00 dini hari hingga menjelang Subuh. Di waktu inilah, hati cenderung lebih khusyuk, kantuk berkurang, dan kekhusyukan lebih mudah dicapai.
Rasulullah ﷺ bersabda bahwa Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berfirman, "Adakah orang yang memohon kepada-Ku, lalu Aku kabulkan permohonannya? Adakah orang yang meminta sesuatu kepada-Ku, lalu Aku berikan kepadanya? Adakah orang yang memohon ampunan kepada-Ku, lalu Aku ampuni dosanya?"
Shalat malam tidak memiliki batasan jumlah rakaat minimal yang pasti, namun idealnya dilakukan dengan cara dianjurkan, yaitu dengan kelipatan dua rakaat (salam setiap dua rakaat). Tidak ada batasan maksimal, namun disarankan untuk tidak berlebihan hingga mengganggu waktu istirahat esensial.
Bagi pemula, jangan terbebani dengan harus shalat hingga belasan rakaat. Memulai dengan dua rakaat saja yang dikerjakan dengan sepenuh hati dan penuh penghayatan sudah merupakan sebuah kemenangan besar. Konsistensi dalam menjaga shalat malam akan perlahan membentuk karakter yang sabar, tawakal, dan dekat dengan petunjuk Ilahi.
Mengalahkan godaan tidur dan hawa nafsu adalah bagian dari jihad dalam ibadah ini. Pahala yang dijanjikan sepadan dengan perjuangan yang dihadapi saat harus bangkit dari kehangatan selimut di tengah sunyinya malam. Shalat malam adalah investasi spiritual terbaik yang dapat kita lakukan untuk masa depan kita di akhirat.