Urutan Turunnya Wahyu Ilahi

Surah Al Fil Diturunkan Sesudah Surah Apa?

Dalam studi keislaman, khususnya ilmu yang mengkaji urutan pewahyuan Al-Qur'an, dikenal istilah 'Tartibun Nuzul' atau kronologi turunnya ayat dan surah. Pertanyaan mengenai posisi Surah Al-Fil dalam urutan ini sering muncul, terutama karena konteks historisnya yang sangat spesifik dan dramatis: peristiwa upaya penghancuran Ka'bah oleh pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah.

Untuk menjawab pertanyaan mendasar: **Surah Al Fil (Surah ke-105) diturunkan sesudah Surah Quraisy (Surah ke-106)**. Ini sesuai dengan susunan mushaf Al-Qur'an yang kita kenal saat ini, namun perlu ditekankan bahwa urutan mushaf tidak selalu sama persis dengan urutan pewahyuan (nuzul).

Surah Quraisy (Sebelum) Surah Al Fil (Sesudah) Kronologi Penurunan

Ilustrasi sederhana urutan penemuan historis (bukan urutan mushaf).

Konteks Pewahyuan dan Kedekatan Surah

Surah Al Fil dan Surah Quraisy sering kali dianggap sebagai pasangan yang berdekatan dalam urutan pewahyuan (meskipun penempatan di mushaf menempatkan Quraisy setelah Al Fil). Kedua surah ini memiliki kaitan tematik yang sangat erat, berkaitan dengan perlindungan Allah SWT terhadap Baitullah (Ka'bah) dan kemuliaan suku Quraisy sebagai penjaga Ka'bah.

Surah Al Fil mengisahkan tentang kegagalan total tentara bergajah yang dipimpin oleh Abrahah, raja Yaman, yang ingin menghancurkan Ka'bah. Allah SWT mengirimkan burung Ababil untuk melempari mereka dengan batu dari tanah yang dibakar, membatalkan rencana jahat tersebut. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Sedangkan Surah Quraisy (yang turun setelah Al Fil menurut sebagian besar ulama tafsir dan sejarah penetapan nuzul), mengingatkan suku Quraisy akan nikmat Allah berupa keamanan perjalanan dagang mereka, yang dimungkinkan karena perlindungan Allah terhadap Ka'bah, sebagaimana dibuktikan melalui kisah pasukan gajah tersebut. Ayat pertama Quraisy berbunyi: "Fabi-ee-laafi Quraisy" (Maka disebabkan keakraban Quraisy).

Pentingnya Memahami Tartibun Nuzul

Meskipun susunan Al-Qur'an saat ini (tartib mushaf) bersifat tauqifi (berdasarkan ketetapan langsung dari Rasulullah SAW di bawah wahyu), mengetahui urutan pewahyuan (tartibun nuzul) sangat penting untuk memahami konteks hukum dan penafsiran. Beberapa ayat dan surah turun sebagai jawaban atas peristiwa tertentu atau untuk memecahkan masalah yang dihadapi umat pada saat itu.

Surah Al Fil, yang termasuk dalam kelompok surah Makkiyah (diturunkan di Mekkah), secara umum diturunkan pada periode awal kenabian, sebelum hijrah. Periode Makkiyah ini seringkali fokus pada penguatan tauhid, hari kiamat, dan kisah-kisah peringatan para nabi terdahulu.

Dalam beberapa riwayat, Surah Al Fil dan Al Quraisy sering dipandang sebagai satu kesatuan, karena Surah Quraisy berfungsi sebagai penutup dan penegasan dampak positif dari peristiwa yang diceritakan di Surah Al Fil. Allah melindungi Ka'bah agar suku Quraisy tetap memiliki kehormatan dan keamanan untuk menjalankan kafilah dagang mereka yang merupakan sumber kehidupan utama mereka saat itu.

Perbandingan Urutan Pewahyuan vs. Urutan Mushaf

Perlu diingat kembali, Surah Al Fil berada di urutan ke-105 dalam mushaf standar Utsmani. Sementara itu, Surah Quraisy berada di urutan ke-106. Namun, jika kita merujuk pada riwayat nuzul, banyak ulama menempatkan Al Fil sesaat sebelum Al Quraisy atau bahkan keduanya berdekatan.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan beberapa ulama lainnya mengindikasikan bahwa Al Fil adalah salah satu surah terawal yang diwahyukan, namun penempatan di nomor 105/106 dalam mushaf saat ini adalah berdasarkan instruksi Rasulullah SAW mengenai penulisan, bukan berdasarkan waktu turunnya.

Kesimpulannya, dalam konteks kronologis pewahyuan yang paling banyak dianut, Surah Al Fil memiliki kedekatan waktu dan tema dengan Surah Quraisy, dan secara umum, Al Fil diturunkan sebelum Surah Quraisy, meskipun keduanya berada di bagian akhir dari susunan mushaf yang kita baca hari ini. Keunikan penempatan ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an disusun bukan hanya berdasarkan kronologi, melainkan berdasarkan hikmah ilahiyah yang terangkum dalam susunan ayat dan surah tersebut.

Kisah Al Fil berfungsi sebagai bukti nyata pertama dan paling dramatis di awal kenabian tentang janji Allah untuk menjaga Baitullah, sebuah janji yang kemudian diperkuat dengan penegasan atas posisi mulia suku Quraisy sebagai penjaga suci tersebut.

🏠 Homepage