Fadhilah Surah Al-Kahfi Ayat Terakhir

Ilustrasi Cahaya dan Buku Gambar sederhana menampilkan cahaya yang memancar dari sebuah buku terbuka, melambangkan ilmu dan petunjuk.

Memahami Keutamaan Ayat Akhir Al-Kahfi

Surah Al-Kahfi, surat ke-18 dalam Al-Qur'an, menyimpan banyak kemuliaan dan keutamaan. Di antara bagian yang paling sering ditekankan oleh para ulama adalah ayat-ayat penutupnya, yakni ayat 109 hingga 110. Ayat-ayat ini berfungsi sebagai penutup yang kuat dan mengandung pesan mendasar tentang Tauhid dan permohonan rahmat dari Allah SWT.

Ayat terakhir Surah Al-Kahfi, ayat 110, seringkali menjadi fokus perhatian utama karena berisi perintah langsung dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan pesan penting kepada umat manusia. Ayat ini menegaskan bahwa Allah tidak menerima persekutuan dalam ibadah-Nya dan menjanjikan balasan terbaik bagi mereka yang beramal saleh sembari menyertakan keikhlasan.

Membaca ayat-ayat akhir ini, terutama setelah menyelesaikan keseluruhan surah, memberikan penutup yang sangat bermakna. Ini bukan sekadar rangkaian huruf, melainkan rangkuman prinsip dasar keimanan yang harus dipegang teguh oleh setiap Muslim.

Ayat Penutup dan Maknanya yang Mendalam

Ayat 109 berbunyi:

قُل لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكِتَابَةِ كَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا

Ayat ini menggambarkan betapa luas dan tak terbatasnya ilmu Allah. Jika lautan dijadikan tinta dan pohon-pohon dijadikan pena untuk menulis kalimat-kalimat Tuhan, maka lautan akan habis sebelum kalimat-Nya selesai tertulis. Ini memberikan perspektif tentang keagungan ilmu Allah yang melampaui segala batas pemahaman manusia.

Kemudian, ayat 110 menutup surah dengan pesan fundamental:

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

Makna dari ayat 110 sangat jelas: Nabi Muhammad SAW hanyalah seorang manusia biasa, namun diberi wahyu bahwa Tuhan yang disembah hanyalah satu (Tauhid). Barangsiapa mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya, maka ia harus beramal saleh dan tidak menyekutukan-Nya dengan siapapun dalam ibadah. Ini adalah inti dari ajaran Islam.

Fadhilah dan Keutamaan Membaca Ayat Akhir

Meskipun seluruh Surah Al-Kahfi memiliki keutamaan besar, khususnya dalam melindungi dari fitnah Dajjal, membaca ayat-ayat penutup ini secara khusus memiliki beberapa implikasi spiritual. Pertama, pengulangan penegasan Tauhid berfungsi sebagai penyegaran iman dan pengingat untuk selalu membersihkan niat dari riya’ atau syirik kecil.

Kedua, perintah untuk beramal saleh tanpa kesyirikan adalah pedoman praktis. Amal saleh yang dilakukan tanpa keikhlasan dan disusupi unsur kesyirikan, sekecil apapun, akan sia-sia di mata Allah SWT. Ayat ini berfungsi sebagai barometer spiritual bagi seorang Mukmin untuk selalu memeriksa kualitas amalnya.

Para ulama sering menekankan bahwa mengakhiri tadarus Al-Kahfi dengan ayat-ayat ini adalah sebuah penyempurna. Setelah merenungkan kisah-kisah di dalamnya—seperti Ashabul Kahfi, pemilik dua kebun, Nabi Musa dan Khidir, serta Zulkarnain—pembaca diingatkan kembali pada pondasi utama agama: keesaan Allah dan amal yang murni.

Dengan demikian, Surah Al-Kahfi ayat akhir bukan sekadar penutup teks, melainkan sebuah cetak biru praktis bagi kehidupan seorang Muslim dalam menghadapi godaan duniawi, baik dalam bentuk kekayaan, ilmu, maupun kekuasaan, dengan selalu berpegang teguh pada Tauhid sejati.

🏠 Homepage