Sumpah-Sumpah Agung Allah SWT
Surah Al-Lail (Malam) adalah surah ke-92 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 21 ayat. Nama surah ini diambil dari ayat pertamanya yang dimulai dengan sumpah Allah SWT atas waktu malam. Bagian awal surah ini, khususnya ayat 1 hingga 10, sarat dengan sumpah-sumpah agung yang menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT dalam menciptakan fenomena alam semesta. Sumpah-sumpah ini bertujuan untuk memberikan penekanan kuat pada kebenaran pesan yang disampaikan selanjutnya, yaitu tentang perbedaan jalan hidup manusia: jalan kemudahan dan jalan kesulitan, serta kebahagiaan bagi orang yang bertakwa.
Allah SWT sering bersumpah dengan ciptaan-Nya yang luar biasa untuk menegaskan kebenaran firman-Nya. Dalam sepuluh ayat pertama ini, kita disajikan dengan lima sumpah berturut-turut. Ayat-ayat ini mengajarkan kita untuk merenungkan keteraturan alam semesta sebagai bukti adanya Sang Pencipta yang Maha Kuasa dan Bijaksana.
1. Demi malam apabila telah gelap gulita,
2. dan demi siang apabila terang benderang,
3. dan demi penciptaan laki-laki dan perempuan,
4. sesungguhnya usahamu benar-benar berbeda-beda.
5. Maka adapun orang yang memberikan hartanya dan bertakwa,
6. dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga),
7. maka kelak Kami akan memudahkan baginya jalan kemudahan.
8. Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup,
9. dan mendustakan pahala yang terbaik (surga),
10. maka kelak Kami akan memudahkan baginya jalan kesukaran.
Ayat 1 hingga 4 adalah sumpah-sumpah yang sangat penting. Allah SWT bersumpah demi Malam ketika menutupi segalanya dengan kegelapan (Al-Lail), demi Siang ketika menampakkan cahaya (An-Nahar), dan demi penciptaan laki-laki serta perempuan (Az-Dzakar wal-Untsa). Sumpah-sumpah ini bukanlah main-main; mereka adalah penegasan akan kebenaran yang akan disampaikan selanjutnya, yaitu bahwa sesungguhnya usaha manusia di dunia ini sangatlah beragam (syakki). Ada yang menuju kebaikan, ada yang menuju keburukan. Perbedaan usaha inilah yang akan menentukan hasil akhirnya.
Perlu direnungkan bahwa malam dan siang adalah dua kondisi yang saling berpasangan dan mengatur kehidupan di bumi. Demikian pula laki-laki dan perempuan adalah pasangan dalam penciptaan manusia. Keteraturan ini menjadi saksi kebesaran Allah. Ketika Allah bersumpah dengan ciptaan-Nya, itu menunjukkan betapa pentingnya pelajaran yang akan disampaikan.
Setelah sumpah, Allah membagi jalan manusia menjadi dua kategori utama, yang berbanding lurus dengan hasil akhir mereka di akhirat:
Inti dari sepuluh ayat pertama ini adalah penegasan bahwa kebahagiaan atau kesengsaraan seseorang di akhirat ditentukan oleh sikap dan usahanya di dunia. Kunci menuju kemudahan adalah kedermawanan, ketakwaan, dan keyakinan pada kebenaran Ilahi.