Surah Al-Lail Ayat 1-10

Sumpah-Sumpah Agung Allah SWT

Ilustrasi Malam dan Bintang Sebuah representasi visual sumpah Allah SWT atas malam yang menyelimuti.

Pengantar Surah Al-Lail

Surah Al-Lail (Malam) adalah surah ke-92 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 21 ayat. Nama surah ini diambil dari ayat pertamanya yang dimulai dengan sumpah Allah SWT atas waktu malam. Bagian awal surah ini, khususnya ayat 1 hingga 10, sarat dengan sumpah-sumpah agung yang menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT dalam menciptakan fenomena alam semesta. Sumpah-sumpah ini bertujuan untuk memberikan penekanan kuat pada kebenaran pesan yang disampaikan selanjutnya, yaitu tentang perbedaan jalan hidup manusia: jalan kemudahan dan jalan kesulitan, serta kebahagiaan bagi orang yang bertakwa.

Allah SWT sering bersumpah dengan ciptaan-Nya yang luar biasa untuk menegaskan kebenaran firman-Nya. Dalam sepuluh ayat pertama ini, kita disajikan dengan lima sumpah berturut-turut. Ayat-ayat ini mengajarkan kita untuk merenungkan keteraturan alam semesta sebagai bukti adanya Sang Pencipta yang Maha Kuasa dan Bijaksana.

Bacaan Surah Al-Lail Ayat 1-10

وَٱلَّيْلِ إِذَا يَغْشَىٰ
Walla-yli idza yaghsya

1. Demi malam apabila telah gelap gulita,

وَٱلنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّىٰ
Wannahari idza tajalla

2. dan demi siang apabila terang benderang,

وَمَا خَلَقَ ٱلذَّكَرَ وَٱلْأُنثَىٰ
Wama khalaqadh-dhakara wal-untha

3. dan demi penciptaan laki-laki dan perempuan,

إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّىٰ
Inna sa'yakum lasyatta

4. sesungguhnya usahamu benar-benar berbeda-beda.

فَأَمَّا مَن أَعْطَىٰ وَٱتَّقَىٰ
Fa-amma man a'tha wattaga

5. Maka adapun orang yang memberikan hartanya dan bertakwa,

وَصَدَّقَ بِٱلْحُسْنَىٰ
Wa saddaqa bil-husna

6. dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga),

فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلْيُسْرَىٰ
Fasanuyassiruhu lil-yusra

7. maka kelak Kami akan memudahkan baginya jalan kemudahan.

وَأَمَّا مَنۢ بَخِلَ وَٱسْتَغْنَىٰ
Wa amma man bakhila wastaghna

8. Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup,

وَكَذَّبَ بِٱلْحُسْنَىٰ
Wa kadhdhaba bil-husna

9. dan mendustakan pahala yang terbaik (surga),

فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلْعُسْرَىٰ
Fasanuyassiruhu lil-'usra

10. maka kelak Kami akan memudahkan baginya jalan kesukaran.

Tafsir Singkat Ayat 1-10

Sumpah Agung (Ayat 1-4)

Ayat 1 hingga 4 adalah sumpah-sumpah yang sangat penting. Allah SWT bersumpah demi Malam ketika menutupi segalanya dengan kegelapan (Al-Lail), demi Siang ketika menampakkan cahaya (An-Nahar), dan demi penciptaan laki-laki serta perempuan (Az-Dzakar wal-Untsa). Sumpah-sumpah ini bukanlah main-main; mereka adalah penegasan akan kebenaran yang akan disampaikan selanjutnya, yaitu bahwa sesungguhnya usaha manusia di dunia ini sangatlah beragam (syakki). Ada yang menuju kebaikan, ada yang menuju keburukan. Perbedaan usaha inilah yang akan menentukan hasil akhirnya.

Perlu direnungkan bahwa malam dan siang adalah dua kondisi yang saling berpasangan dan mengatur kehidupan di bumi. Demikian pula laki-laki dan perempuan adalah pasangan dalam penciptaan manusia. Keteraturan ini menjadi saksi kebesaran Allah. Ketika Allah bersumpah dengan ciptaan-Nya, itu menunjukkan betapa pentingnya pelajaran yang akan disampaikan.

Dua Jalan Kehidupan (Ayat 5-10)

Setelah sumpah, Allah membagi jalan manusia menjadi dua kategori utama, yang berbanding lurus dengan hasil akhir mereka di akhirat:

  1. Jalan Kemudahan (Al-Yusr): Ini adalah jalan bagi orang yang dermawan (memberi hartanya di jalan Allah), bertakwa (menjaga diri dari maksiat), dan membenarkan janji Allah akan balasan terbaik (Al-Husna), yaitu surga. Bagi orang yang memilih jalan ini, Allah berjanji akan "memudahkan baginya jalan kemudahan." Ini berarti Allah akan mempermudah mereka untuk melakukan amal saleh dan menjauhkan mereka dari kesulitan dalam menjalankan ketaatan.
  2. Jalan Kesukaran (Al-'Usra): Ini adalah jalan bagi orang yang kikir (bakhil), merasa diri sudah kaya atau cukup (istaghna), dan mendustakan pahala terbaik (surga). Bagi mereka yang memilih jalan ini, Allah akan "memudahkan baginya jalan kesukaran." Ini bukan berarti Allah memaksa mereka berbuat dosa, tetapi Allah membiarkan mereka terjerumus dalam kesukaran akibat pilihan buruk mereka sendiri, yang pada akhirnya akan membawa mereka pada kesukaran yang lebih besar di akhirat.

Inti dari sepuluh ayat pertama ini adalah penegasan bahwa kebahagiaan atau kesengsaraan seseorang di akhirat ditentukan oleh sikap dan usahanya di dunia. Kunci menuju kemudahan adalah kedermawanan, ketakwaan, dan keyakinan pada kebenaran Ilahi.

🏠 Homepage