Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sungguh ia akan binasa.
Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang telah ia usahakan.
Kelak ia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka).
Dan begitu pula istrinya, pembawa kayu bakar,
yang dilehernya ada tali dari sabut (api).
Surat Al-Lahab, juga dikenal sebagai Al-Masad, adalah salah satu surat terpendek dalam Al-Qur'an. Surat ini diturunkan sebagai respons langsung terhadap salah satu penentang keras Nabi Muhammad SAW, yaitu Abu Lahab bin Abdul Muthalib, paman Nabi sendiri, beserta istrinya, Ummu Jamil.
Ayat 1: Kutukan Langsung. Ayat pembuka ini memberikan kutukan tegas kepada Abu Lahab. "Tabbat yadaa" berarti kedua tangannya binasa atau celaka. Ini bukan doa, melainkan berita dari Allah mengenai kehancuran total yang akan menimpanya akibat permusuhannya terhadap Islam.
Ayat 2: Kesia-siaan Duniawi. Abu Lahab dikenal sebagai tokoh kaya dan berpengaruh di Mekkah. Namun, surat ini menegaskan bahwa kekayaan dan usahanya tidak akan menyelamatkannya dari azab ilahi. Semua yang ia kumpulkan akan sia-sia di hadapan pertanggungjawaban akhirat.
Ayat 3: Kepastian Neraka. Ayat ini merinci nasib akhir Abu Lahab. Ia akan dimasukkan ke dalam neraka Sa'ir (api yang menyala-nyala). Kata "Lahab" sendiri berarti nyala api yang hebat, memberikan korelasi langsung antara julukannya dan tempat kembalinya.
Ayat 4 & 5: Nasib Istrinya. Ummu Jamil, istri Abu Lahab, juga mendapat peringatan keras. Ia dikenal suka menyebarkan duri dan kotoran di jalan yang biasa dilalui Rasulullah SAW. Balasannya di akhirat digambarkan sangat spesifik: ia akan menjadi pemanggul kayu bakar. Kayu bakar ini bukan sekadar untuk kayu bakar biasa, melainkan akan menjadi bahan bakar bagi dirinya sendiri di neraka, dan tali yang melilit lehernya terbuat dari serabut api yang sangat menyiksa (masad).
Secara keseluruhan, Surat Al-Lahab adalah peringatan keras tentang bahaya menentang kebenaran dan menunjukkan bahwa kebencian yang mendalam terhadap dakwah kenabian akan berujung pada kehinaan dan azab yang kekal, terlepas dari status sosial atau kekayaan di dunia. Kehancuran yang dijanjikan terwujud dalam kehidupan Abu Lahab yang menghadapi kegagalan dalam Perang Badar dan meninggal dalam keadaan menyedihkan.
Mempelajari ayat-ayat ini mengajarkan umat Islam untuk menjauhi permusuhan terhadap dakwah Allah dan menyadari bahwa tindakan nyata dalam menentang kebenaran akan memiliki konsekuensi abadi. Surat ini menjadi bukti nyata mukjizat Al-Qur'an karena ancamannya kepada Abu Lahab tergenapi secara definitif saat ia masih hidup.
Perlu diperhatikan bahwa walaupun Surat Al-Lahab ini secara spesifik ditujukan kepada Abu Lahab dan istrinya, pelajaran universalnya berlaku bagi siapa saja yang menentang keras ajaran tauhid dan agama Allah. Ini adalah pengingat bahwa tidak ada kedudukan duniawi yang dapat melindungi seseorang dari keadilan Allah SWT.