Surat Al-Qadr (Qadar) adalah salah satu surat terpendek namun memiliki kedalaman makna yang luar biasa dalam Al-Qur'an. Terletak di Juz 'Amma (Juz 30), surat ini menjelaskan tentang kemuliaan Malam Lailatul Qadar, malam yang diturunkan padanya Al-Qur'an, dan malam yang lebih baik daripada seribu bulan.
Memahami surat ini adalah kunci untuk menghargai betapa pentingnya sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, di mana umat Islam berburu malam penuh rahmat ini.
Berikut adalah bunyi ayat per ayat dari Surat Al-Qadr (QS. Al-Qadr [97]: 1-5):
Surat Al-Qadr bukan sekadar deskripsi waktu, melainkan penegasan tentang nilai investasi spiritual. Ayat pertama secara tegas menyatakan bahwa peristiwa monumental—yakni penurunan Al-Qur'an—terjadi pada malam yang spesifik ini. Al-Qur'an, sebagai pedoman hidup umat manusia, dipilih untuk pertama kali diwahyukan pada saat yang paling agung.
Ayat kedua berfungsi untuk meningkatkan rasa penasaran dan menghormati peristiwa tersebut. Allah mengajukan pertanyaan retoris: "Tahukah kamu?" Ini menekankan bahwa kedudukan malam ini jauh melampaui pemahaman manusia biasa. Malam ini bukan malam biasa, melainkan malam dengan Qadar (kemuliaan dan ketetapan).
Puncak keagungan Lailatul Qadar diungkapkan pada ayat ketiga: "Malam Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan." Seribu bulan setara dengan kurang lebih 83 tahun, yaitu usia rata-rata manusia di masa lalu. Bayangkan melakukan ibadah sunnah yang nilainya melampaui seluruh usia hidup seseorang! Inilah janji Allah bagi mereka yang menghidupkan malam ini dengan ketaatan.
Ayat keempat menjelaskan mekanisme kemuliaan tersebut. Pada malam itu, para malaikat dan Ruhul Qudus (Malaikat Jibril) turun ke bumi secara berkesinambungan. Kehadiran mereka bukan tanpa tujuan; mereka membawa rahmat, berkah, dan ketetapan Ilahi untuk setiap urusan hamba-hamba Allah yang shalih. Ini adalah masa di mana intervensi ilahi terasa sangat dekat.
Ayat kelima menutup gambaran agung ini dengan penegasan bahwa malam tersebut adalah malam yang damai, "penuh kesejahteraan (salam)," hingga terbit fajar. Tidak ada kegelisahan, tidak ada bala bencana. Malam ini adalah momen ketenangan jiwa, tempat di mana doa-doa diijabah dan dosa-dosa diampuni. Keamanan dan kedamaian meliputi seluruh alam semesta pada waktu tersebut.
Bagi seorang Muslim, Surat Al-Qadr adalah panggilan untuk memaksimalkan sepuluh malam terakhir Ramadhan. Karena kepastian tanggalnya dirahasiakan oleh Allah, kita didorong untuk beribadah sepanjang malam-malam ganjil tersebut, berharap meraih keberkahan malam yang setara dengan ibadah puluhan tahun. Fokus ibadah yang dianjurkan adalah shalat malam (tahajjud), memperbanyak doa, istighfar, dan membaca Al-Qur'an.
Menghidupkan Lailatul Qadar berarti menjemput rahmat yang diturunkan langsung oleh Rabbul 'Alamin, menjadikan malam-malam terakhir Ramadhan sebagai penentu kualitas spiritual sepanjang tahun yang akan datang. Keagungan Al-Qadr mengajarkan kita tentang nilai waktu yang tersembunyi dan betapa murahnya Allah memberikan pahala bagi usaha yang tulus.
Semoga kita termasuk golongan yang dapat meraih keberkahan Malam Al-Qadr dan menjadikan spirit malam tersebut sebagai energi untuk selalu taat kepada-Nya.