Ilustrasi sederhana dari babi (Sus scrofa domesticus).
Babi, atau yang secara ilmiah dikenal sebagai Sus scrofa domesticus, adalah salah satu hewan ternak paling penting dan tersebar luas di dunia. Jauh dari citra negatif yang kadang melekat, babi adalah mamalia yang sangat cerdas, sosial, dan adaptif. Pemahaman kita tentang hewan ini sering kali terbatas pada perannya dalam produksi daging, namun sesungguhnya, dunia babi menyimpan banyak fakta menarik yang patut kita telaah.
Salah satu aspek paling menonjol dari babi adalah tingkat kecerdasannya. Banyak penelitian menunjukkan bahwa babi memiliki kemampuan kognitif yang setara atau bahkan melebihi anjing dalam beberapa aspek. Mereka mampu memecahkan teka-teki, belajar menggunakan joystick untuk mengontrol objek di layar, dan bahkan menunjukkan kesadaran diri (self-recognition) yang mirip dengan primata. Mereka dapat mengenali diri mereka di cermin, sebuah indikator kecerdasan tinggi.
Secara sosial, babi adalah hewan kawanan. Mereka hidup dalam kelompok yang terstruktur dan mengembangkan hierarki sosial yang kompleks. Dalam lingkungan alami, mereka berkomunikasi satu sama lain melalui berbagai vokalisasiāmulai dari decitan pendek untuk peringatan hingga suara "oink" yang terkenal ketika mereka merasa senang atau lapar. Mereka juga dikenal sangat protektif terhadap anak-anak mereka.
Meskipun sering dikelompokkan dengan hewan ternak lainnya, babi memiliki beberapa ciri fisik dan perilaku yang unik. Kulit mereka ditutupi rambut kasar yang disebut bulu (bristle), dan mereka tidak memiliki kelenjar keringat yang berfungsi efektif. Inilah sebabnya mengapa babi sering terlihat berguling-guling di lumpur.
Perilaku berkubang di lumpur (wallowing) ini bukanlah karena mereka suka kotor, melainkan sebuah mekanisme vital untuk regulasi suhu tubuh. Lumpur bertindak sebagai tabir surya alami dan membantu menjaga kulit mereka tetap lembap serta bebas dari parasit. Selain itu, babi memiliki indra penciuman yang luar biasa tajam, bahkan sering digunakan dalam pencarian truffle (jamur langka).
Domestikasi babi diperkirakan terjadi lebih dari 9.000 tahun yang lalu di Timur Tengah dan Asia Tenggara. Sebagai hewan yang relatif mudah dikembangbiakkan dan memiliki laju pertumbuhan yang cepat, mereka menjadi sumber protein yang efisien bagi peradaban awal manusia. Dari tempat asalnya, babi kemudian menyebar ke seluruh dunia mengikuti jalur perdagangan dan migrasi manusia.
Berbeda dengan sapi atau kambing yang awalnya didomestikasi untuk susu atau wol, babi hampir secara eksklusif didomestikasi untuk daging. Varietas babi yang berbeda telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan iklim dan kuliner regional yang beragam, menghasilkan ras-ras dengan karakteristik warna kulit, bentuk telinga, dan komposisi lemak yang berbeda.
Melihat lebih dalam pada babi menunjukkan bahwa mereka adalah makhluk yang kompleks dan tangguh. Dari kecerdasan mereka yang mengejutkan hingga peran penting mereka dalam sejarah pertanian global, babi layak mendapatkan pengakuan lebih sebagai salah satu mamalia domestik yang paling sukses dan menarik di planet ini.