Simbol Keunikan dan Keabadian 1

Surah Al-Ikhlas (Surat ke-112)

Ayat Kedua: Terjemahan dan Penjelasan

Teks Arab (Ayat 2)

اللَّهُ الصَّمَدُ

Terjemahan Surah Al-Ikhlas Ayat Kedua

"Allah Maha Tempat Bergantung (Aṣ-Ṣamad)."

Makna dan Kedalaman Ayat

Ayat kedua dari Surah Al-Ikhlas, "Allahush-Shomad," adalah salah satu pernyataan tauhid yang paling fundamental dalam Islam. Kata kunci dalam ayat ini adalah "Aṣ-Ṣamad" (الصَّمَدُ).

Dalam bahasa Arab, akar kata "Shomad" memiliki makna yang sangat kaya dan mendalam. Para mufassir (ahli tafsir) telah menjelaskan makna ini dalam berbagai dimensi, namun semuanya mengarah pada keesaan dan kesempurnaan mutlak Allah SWT. Berikut adalah beberapa interpretasi utama dari Asmaul Husna "Ash-Shomad":

  1. Tempat Bergantung Segala Sesuatu: Ini adalah makna yang paling umum diterima. Allah adalah satu-satunya Zat yang menjadi tujuan dan sandaran bagi seluruh makhluk. Semua membutuhkan-Nya, sementara Dia tidak membutuhkan siapa pun. Tidak ada yang dapat memenuhi kebutuhan kecuali Dia, dan tidak ada tempat berlindung yang lebih pasti selain kepada-Nya.
  2. Yang Maha Kekal dan Abadi: Shomad juga berarti zat yang kekal, tidak berawal dan tidak berakhir. Ia adalah entitas yang tetap teguh tanpa perubahan atau kebinasaan.
  3. Yang Maha Sempurna dan Tidak Bercacat: Makna lainnya adalah Dia adalah zat yang sempurna dalam segala sifat-Nya, bebas dari kekurangan, aib, atau kelemahan apa pun.
  4. Yang Tidak Memiliki Rongga: Beberapa ulama menafsirkan bahwa Allah tidak memiliki rongga (seperti perut atau usus), karena ini adalah sifat makhluk yang membutuhkan makan dan minum. Penafsiran ini menegaskan kemahaesaan-Nya dari segala sifat materi.

Ketika kita merenungkan terjemahan surah Al-Ikhlas ayat kedua ini, kita diingatkan bahwa segala bentuk ketergantungan kita harus diarahkan hanya kepada Allah. Ketergantungan kepada manusia, harta, kekuasaan, atau bahkan ideologi adalah ilusi yang pasti akan mengecewakan. Hanya Allah yang sifatnya Shomad—tempat bergantung yang absolut, tidak pernah goyah, dan selalu mampu memenuhi kebutuhan tanpa pernah berkurang.

Konteks dalam Surah Al-Ikhlas

Surah Al-Ikhlas secara keseluruhan bertujuan untuk mendefinisikan hakikat Allah SWT, membersihkan konsep ketuhanan dari kesyirikan (politeisme). Ayat pertama menyatakan Allah itu Esa (Ahad). Ayat kedua melanjutkan dengan menegaskan bahwa Esa-Nya Allah berarti Dia adalah Zat yang mandiri sempurna. Ini adalah kontras langsung dengan makhluk ciptaan-Nya yang selalu bergantung satu sama lain dan membutuhkan sesuatu untuk eksis.

Ayat ini menegaskan bahwa sifat ketergantungan makhluk adalah bukti kemandirian Sang Pencipta. Jika sesuatu bergantung pada yang lain, ia bukanlah Tuhan. Karena Allah adalah Ash-Shomad, maka Dia adalah satu-satunya layak disembah. Pemahaman yang kokoh terhadap ayat ini akan membebaskan hati seorang Muslim dari rasa takut dan ketergantungan kepada selain-Nya, menumbuhkan ketenangan jiwa yang hanya dapat dicapai melalui tauhid sejati. Seluruh kehidupan seorang mukmin, dalam suka maupun duka, hanya bertumpu pada Zat yang Maha Mandiri ini.

Dengan demikian, ayat "Allahush-Shomad" bukan sekadar deskripsi; ini adalah fondasi keyakinan yang membebaskan dan memberikan kedamaian abadi.

🏠 Homepage