Pentingnya Urutan Surah Al-Qadr dalam Mushaf
Ketika kita mempelajari Al-Qur'an, urutan surah memiliki makna teologis dan historis yang sangat mendalam. Meskipun wahyu diturunkan secara bertahap dalam rentang waktu puluhan tahun, susunan ayat dan surah dalam mushaf standar saat ini diyakini telah ditetapkan berdasarkan petunjuk langsung dari Rasulullah SAW di bawah bimbingan Jibril AS. Surah Al-Qadr, yang memiliki nama lain sebagai Surah Inna Anzalnahu, menempati posisi istimewa dalam struktur Al-Qur'an.
Lantas, berapakah urutan surah Al Qadr dalam susunan mushaf Utsmani yang kita kenal hari ini? Surah Al-Qadr merupakan surah ke-97 dari total 114 surah dalam Al-Qur'an. Ia terletak di Juz ke-30 (Juz 'Amma), tepat setelah Surah Al-'Alaq (96) dan sebelum Surah Al-Bayyinah (98). Posisi ini menempatkannya di antara surah-surah pendek yang diturunkan di Mekkah, namun memiliki bobot makna yang sangat besar.
Visualisasi posisi Surah Al-Qadr (97) di Juz 30.
Mengapa Malam Al-Qadr Begitu Agung?
Meskipun hanya terdiri dari lima ayat pendek, Surah Al-Qadr menyampaikan informasi yang paling penting tentang malam penurunan Al-Qur'an. Keagungan malam ini tidak terletak pada waktunya yang pasti (yang menjadi misteri), tetapi pada keberkahan yang melimpah di dalamnya.
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada Lailatul Qadr (Malam Kemuliaan)."
Ayat pembuka ini langsung menegaskan status istimewa malam tersebut sebagai malam turunnya Al-Qur'an, sebuah peristiwa monumental dalam sejarah peradaban manusia.
Para ulama sepakat bahwa urutan surah Al Qadr yang berada di Juz 30 ini memberikan penekanan bahwa ibadah yang dilakukan pada akhir-akhir kehidupan duniawi—yang sering kali diisi dengan introspeksi dan peningkatan amal—memiliki nilai yang sangat besar.
Perbandingan Nilai Ibadah
"Dan tahukah kamu apakah Malam Kemuliaan itu?"
Ayat 4:"Malam Kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan."
Perbandingan ini adalah inti dari keistimewaan surah ini. "Seribu bulan" setara dengan sekitar 83 tahun. Melakukan amal ibadah sunnah pada malam ini setara dengan melakukan amal sholeh secara rutin selama rentang waktu yang sangat panjang. Ini adalah anugerah yang luar biasa bagi umat Islam.
Urutan surah Al Qadr (97) setelah Surah Al-'Alaq (96) juga menarik untuk direnungkan. Surah Al-'Alaq adalah surah pertama yang diwahyukan, dimulai dengan perintah "Iqra'" (Bacalah). Sementara itu, Surah Al-Qadr menjelaskan kapan Al-Qur'an itu diturunkan. Keduanya saling melengkapi, menegaskan bahwa wahyu adalah sumber ilmu dan kemuliaan.
Peran Malaikat dan Keamanan Ilahi
Dua ayat terakhir Surah Al-Qadr menjelaskan aktivitas surgawi yang terjadi pada malam tersebut, yang juga menjadi alasan utama mengapa malam ini disebut malam kedamaian dan keamanan.
"Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk membawa segala urusan."
Turunnya para malaikat, termasuk ruh (Malaikat Jibril), membawa rahmat, ketenangan, dan keberkahan ke bumi. Kehadiran mereka menciptakan suasana aman, yang berlanjut hingga terbit fajar. Inilah hakikat kedamaian yang dicari oleh setiap mukmin.
Sebagai kesimpulan, meskipun urutan surah Al Qadr menempatkannya di akhir Juz 30, maknanya menjangkau seluruh perjalanan kehidupan seorang Muslim. Memahami posisi dan isi surah ini mendorong kita untuk beribadah lebih giat, khususnya saat memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan, berharap mendapatkan malam yang lebih baik dari seribu bulan tersebut. Keberkahan Al-Qadr adalah hadiah terindah dari Allah SWT bagi umat Nabi Muhammad SAW.