Ilustrasi sederhana proses propagasi dari bonggol.
Aglaonema, atau yang sering dikenal sebagai Sri Rejeki, adalah salah satu tanaman hias daun yang sangat populer di Indonesia karena variasi warna daunnya yang memukau. Untuk memperbanyak Aglaonema, banyak kolektor memilih metode propagasi menggunakan bonggol (batang bawah) karena dianggap lebih cepat menghasilkan tanaman baru yang kokoh.
Menanam Aglaonema dari bonggol adalah teknik yang efektif, terutama jika tanaman induk sudah terlalu rimbun atau bagian atasnya ingin dipotong (stek pucuk). Bonggol yang tersisa masih memiliki potensi besar untuk menumbuhkan tunas baru. Namun, keberhasilan proses ini sangat bergantung pada persiapan dan perawatan yang tepat.
Langkah pertama dan paling krusial adalah mendapatkan bonggol yang sehat. Bonggol ini biasanya didapat setelah Anda melakukan pemotongan atau saat memanen tanaman tua.
Pastikan bonggol memiliki setidaknya satu atau dua mata tunas yang terlihat. Jika bonggol terlalu panjang, Anda bisa memotongnya menjadi beberapa bagian, asalkan setiap bagian memiliki mata tunas. Setelah dipotong, hal terpenting adalah membiarkan luka bekas potongan mengering. Biarkan bonggol di tempat yang teduh selama 1-3 hari. Proses pengeringan ini bertujuan agar getah mengering dan luka sayatan tertutup selaput pelindung alami, yang sangat efektif mencegah pembusukan saat ditanam.
Beberapa penghobi menyarankan untuk mengoleskan sedikit bubuk kayu manis atau larutan fungisida ringan pada area luka potong sebelum dikeringkan. Ini berfungsi sebagai pencegahan terhadap serangan jamur atau bakteri yang sering terjadi pada batang yang lembap.
Media tanam untuk bonggol harus memiliki drainase yang sangat baik. Aglaonema sangat sensitif terhadap genangan air yang bisa menyebabkan bonggol membusuk sebelum sempat berakar.
Gunakan campuran media yang poros. Kombinasi yang sering direkomendasikan meliputi sekam bakar, cocopeat, dan sedikit tanah atau kompos. Pastikan media tidak terlalu padat.
Tanam bonggol dengan posisi mata tunas menghadap ke atas, atau setidaknya sedikit terlihat di permukaan media. Jangan menanam terlalu dalam. Jika bonggol Anda sangat besar, Anda bisa menancapkannya sedikit ke dalam media, pastikan sepertiga hingga setengah bagian bawah bonggol tertanam.
Tips Penting:
Fase pasca-tanam adalah masa menunggu keajaiban terjadi. Kesabaran adalah kunci utama dalam menanam Aglaonema dari bonggol.
Bonggol yang baru ditanam membutuhkan kelembapan tinggi untuk mendorong tumbuhnya akar dan tunas baru, namun tidak boleh becek. Siram secukupnya saat media mulai terasa kering saat disentuh. Anda juga bisa menciptakan lingkungan mini-rumah kaca dengan menutup pot menggunakan plastik bening (tapi pastikan ada sirkulasi udara sedikit) untuk menjaga kelembapan udara di sekitar bonggol.
Letakkan pot di lokasi yang teduh dan terang (indirect light). Sinar matahari langsung harus dihindari karena dapat membuat bonggol terlalu panas dan kering, sehingga menghambat proses pertumbuhan.
Biasanya, dalam waktu 3 hingga 6 minggu, Anda akan melihat tanda-tanda kehidupan baru berupa tunas kecil yang muncul dari mata tunas. Setelah tunas terlihat jelas dan mulai mengeluarkan daun pertamanya, barulah Anda bisa meningkatkan intensitas penyiraman dan memindahkannya ke lokasi dengan pencahayaan yang lebih baik sesuai kebutuhan Aglaonema pada umumnya.
Kegagalan utama dalam propagasi bonggol adalah pembusukan. Jika bonggol terasa lunak saat disentuh atau mengeluarkan bau tidak sedap, kemungkinan besar ia membusuk karena terlalu lembap. Jika ini terjadi, segera angkat bonggol, potong kembali bagian yang busuk hingga ke area yang sehat, keringkan lagi, dan coba tanam ulang di media yang lebih kering.
Dengan mengikuti langkah-langkah persiapan, penanaman, dan perawatan yang teliti, menanam Aglaonema dari bonggol akan menjadi cara yang menyenangkan dan berhasil untuk menambah koleksi tanaman cantik Anda.