Surah Al-Fatihah untuk Arwah: Dalil dan Keutamaan

Kedudukan Al-Fatihah dalam Islam

Surah Al-Fatihah, atau Ummu Al-Kitab (Induk Al-Qur'an), adalah surah pertama dalam susunan mushaf Al-Qur'an dan merupakan fondasi utama dalam ibadah shalat umat Islam. Keutamaannya sangat besar; ia disebut sebagai penyembuh segala penyakit, baik fisik maupun spiritual. Karena kedudukannya yang agung ini, banyak kalangan muslim meyakini bahwa pahala membacanya dapat dihadiahkan (diisalkan) kepada orang yang telah meninggal dunia (arwah).

Dalam tradisi Islam, mendoakan dan membacakan ayat-ayat suci bagi almarhum merupakan amalan yang dianjurkan. Tujuannya adalah memohonkan rahmat dan ampunan Allah SWT bagi mereka yang telah berpulang. Di antara sekian banyak amalan yang bisa dilakukan, membaca Surah Al-Fatihah menempati posisi tersendiri karena kemudahannya dan kedudukannya sebagai induk Al-Qur'an.

Ilustrasi: Cahaya keberkahan Al-Qur'an.

Landasan Hukum dan Keutamaan Hadiah Al-Fatihah

Meskipun tidak ada dalil eksplisit yang secara khusus menyatakan "Bacalah Al-Fatihah 7 kali untuk arwah X," mayoritas ulama kontemporer memandang amalan ini sebagai bentuk doa yang bermanfaat (Ishaal Ats-Tsiwaab). Hadiah pahala bacaan Al-Qur'an kepada orang yang telah meninggal hukumnya diperselisihkan di kalangan fuqaha (ahli fikih), namun pandangan yang lebih longgar, terutama dalam konteks tradisi Sunni mayoritas, membolehkannya dengan syarat diniatkan sebagai doa permohonan rahmat.

Mengapa Al-Fatihah Dipilih?

Pemilihan Surah Al-Fatihah seringkali didasarkan pada beberapa pertimbangan utama:

Tata Cara Memberikan Pahala Bacaan

Ketika seseorang berniat menghadiahkan pahala bacaan Surah Al-Fatihah untuk almarhum/almarhumah, niat tersebut harus diiringi dengan adab dan kesungguhan. Tidak ada ritual khusus yang wajib, namun praktik umum yang sering dilakukan adalah:

  1. Niatkan dalam hati bahwa pahala bacaan ini dihadiahkan kepada arwah tertentu (sebut nama almarhum/ah).
  2. Bacalah Surah Al-Fatihah (bisa sekali, tiga kali, tujuh kali, atau sebanyak yang diinginkan).
  3. Setelah selesai, akhiri dengan doa penutup, memohonkan ampunan dan rahmat bagi arwah tersebut. Misalnya: "Ya Allah, aku hadiahkan pahala bacaan Surah Al-Fatihah ini kepada ruh fulan bin fulan (sebut nama), ya Allah terimalah dan kabulkanlah permohonan kami ini."

Keikhlasan dan keyakinan bahwa Allah Maha Mengabulkan doa jauh lebih penting daripada jumlah pengulangan bacaan itu sendiri.

Dampak Spiritual Bagi yang Masih Hidup

Selain bermanfaat bagi arwah, membiasakan membaca Al-Fatihah secara berulang untuk tujuan apapun—termasuk untuk orang yang telah meninggal—memiliki dampak positif signifikan bagi pembacanya. Konsentrasi saat membaca akan meningkat, membuat shalat terasa lebih khusyuk, dan jiwa terasa lebih dekat dengan Sang Pencipta.

Al-Fatihah mengandung tauhid (penegasan keesaan Allah), sifat-sifat-Nya yang Maha Pengasih dan Penyayang, serta pengakuan kita sebagai hamba yang hanya bergantung pada-Nya. Ketika kita membacanya sambil mengingat orang yang dicintai telah tiada, hal ini secara alami akan mengingatkan kita pada hakikat kehidupan dunia yang fana dan mendorong kita untuk mempersiapkan bekal akhirat.

Oleh karena itu, tradisi mendedikasikan bacaan Surah Al-Fatihah untuk arwah adalah ekspresi cinta kasih yang diwujudkan melalui ibadah, memohonkan agar Allah meringankan hisab mereka di alam kubur.

🏠 Homepage