Visualisasi kekuatan ilahi menghadapi kesombongan.
Surah Al-Fil, yang berarti "Gajah," adalah surat pendek dalam Al-Qur'an yang terletak di Juz Amma (juz ke-30). Meskipun hanya terdiri dari lima ayat, surah ini menyimpan sebuah narasi historis yang sangat penting dan menjadi bukti nyata atas kekuasaan Allah SWT dalam melindungi rumah-Nya, Ka'bah, serta menghancurkan kesombongan manusia. Surah ini adalah pengingat bahwa tidak ada kekuatan di bumi yang dapat menandingi kehendak Ilahi.
Kisah di balik Surah Al-Fil berpusat pada peristiwa yang terjadi sebelum masa kenabian Nabi Muhammad SAW, yaitu pada tahun kelahiran beliau. Pada masa itu, seorang raja dari Yaman bernama Abraha (atau Abrahah Al-Asyram) merasa sangat cemburu dan tersinggung melihat Ka'bah di Mekkah menjadi pusat ibadah dan ziarah bagi bangsa Arab. Abraha telah membangun sebuah gereja besar (disebut Al-Qullais) di Yaman dengan tujuan mengalihkan jamaah haji dari Ka'bah ke tempat ibadahnya.
Ketika upayanya gagal menarik banyak orang, timbullah niat buruk Abraha untuk menghancurkan Ka'bah. Ia mengerahkan pasukan besar yang sangat termasyhur pada masa itu, dilengkapi dengan puluhan ribu tentara dan, yang paling menakutkan, beberapa ekor gajah perang. Kedatangan pasukan ini dengan gajahnya membuat suku-suku Arab yang berada di sekitar Mekkah ketakutan luar biasa, karena mereka tidak memiliki kekuatan militer yang sepadan untuk menahan gempuran tersebut.
Allah SWT menurunkan surah ini untuk menceritakan bagaimana Ia membinasakan pasukan besar tersebut hanya dengan sarana yang dianggap remeh oleh mata manusia.
Ketika pasukan Abraha mendekati Mekkah, mereka dihadapkan pada pasukan kecil suku Quraisy yang berusaha mempertahankan kota, namun jelas tidak sebanding. Tiba-tiba, dari arah laut atau pegunungan, muncul kawanan burung dalam jumlah yang tak terhitung—burung-burung Ababil. Burung-burung ini bukanlah burung biasa; mereka membawa batu-batu kecil yang keras seperti kerikil (sijjil) di paruh dan cakar mereka.
Batu-batu kecil tersebut, meski ukurannya kecil, dilemparkan dengan kekuatan ilahi. Batu-batu itu menembus dan menghancurkan pasukan gajah dan tentaranya hingga menjadi kepingan. Tubuh mereka hancur lebur, seolah-olah mereka adalah jerami kering atau daun yang telah dimakan hama, tidak menyisakan apa-apa selain kehancuran total. Raja Abraha sendiri dikatakan mati dalam keadaan tubuhnya hancur.
Surah Al-Fil memberikan beberapa pelajaran mendasar bagi umat Islam. Pertama, ia menegaskan bahwa Ka'bah adalah rumah yang dilindungi oleh Allah SWT. Peristiwa ini menjadi titik balik penting, karena pengamanan Ka'bah oleh Allah SWT memperkuat kedudukan suku Quraisy dan membangun fondasi bagi kenabian Muhammad SAW yang akan datang.
Kedua, surah ini mengajarkan tentang kesia-siaan tipu daya dan kesombongan manusia ketika berhadapan dengan kekuatan Tuhan. Abraha menggunakan simbol kekuatan (gajah), tetapi dihancurkan oleh simbol kelemahan (burung kecil yang membawa kerikil). Ini mengajarkan kerendahan hati dan perlunya bergantung sepenuhnya kepada Allah, sebab Allah mampu menjadikan yang lemah menjadi alat kemenangan-Nya.
Ketiga, surah ini berfungsi sebagai mukadimah sejarah yang agung bagi turunnya wahyu Al-Qur'an. Dengan memaparkan bagaimana Allah pernah campur tangan secara ajaib untuk melindungi pusat ibadah-Nya, hal ini mempersiapkan hati masyarakat Mekkah untuk menerima kebenaran Islam di kemudian hari. Peristiwa ini begitu monumental sehingga tahun tersebut dikenal sebagai "Amul Fil" (Tahun Gajah).
Membaca dan merenungkan Surah Al-Fil adalah cara untuk memperkuat keyakinan bahwa dalam setiap tantangan, sekecil apapun sarana yang kita miliki, pertolongan Allah pasti datang dalam bentuk yang tak terduga bagi mereka yang tulus menjaga kebenaran.