صلاة Iqomah Ilustrasi Masjid dan Panggilan Salat

Panduan Lengkap Tulisan Iqomah dan Hukumnya dalam Salat

Dalam tata cara pelaksanaan salat berjamaah, terdapat dua seruan penting yang membedakan antara waktu persiapan dan waktu dimulainya salat yang sesungguhnya: azan dan iqomah. Jika azan berfungsi sebagai pemberitahuan awal bahwa waktu salat telah tiba, maka iqomah adalah panggilan penutup yang menandakan bahwa barisan telah siap dan salat akan segera dimulai.

Memahami teks atau tulisan iqomah secara benar adalah kunci untuk menyempurnakan ibadah kita. Meskipun sering kali diucapkan dengan cepat dan lantang, kalimat-kalimat iqomah memiliki makna mendalam yang menekankan kesiapan jamaah untuk menghadap Allah SWT.

Apa Itu Iqomah?

Iqomah secara harfiah berarti 'mendirikan' atau 'menegakkan'. Dalam konteks syariat Islam, iqomah adalah lafaz seruan untuk segera melaksanakan salat, yang dilakukan setelah azan dan sesaat sebelum imam memimpin salat. Iqomah memiliki lafaz yang hampir sama dengan azan, namun terdapat satu tambahan kalimat penting yang membedakannya, yaitu penambahan kata "قد قامت الصلاة" (Qad qāmatish-shalāh) sebanyak dua kali.

Hukum iqomah sendiri, menurut mayoritas ulama dari empat mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali), adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi salat fardhu yang dikerjakan secara berjamaah. Meskipun demikian, sebagian ulama, terutama dalam mazhab Syafi'i, memandang iqomah sebagai fardhu kifayah jika salat dikerjakan secara jamaah di masjid, namun tetap menjadi sunnah 'ain bagi individu yang salat sendirian.

Lafaz Lengkap Tulisan Iqomah

Berikut adalah susunan lengkap lafaz iqomah yang harus diucapkan oleh muazzin (orang yang mengumandangkan iqomah). Teks Arab harus dibaca dari kanan ke kiri, dan lafaz ini cenderung diucapkan dengan lebih cepat dibandingkan azan.

ٱللَّهُ أَكْبَرُ ٱللَّهُ أَكْبَرُ Allāhu akbar, Allāhu akbar أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ Asyhadu an lā ilāha illallāh أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ ٱللَّهِ Asyhadu anna Muhammadar Rasūlullāh حَيَّ عَلَى ٱلصَّلَاةِ Hayya 'alash-shalāh حَيَّ عَلَى ٱلْفَلَاحِ Hayya 'alal-falāh قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ ۝ قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ Qad qāmatish-shalāh, Qad qāmatish-shalāh (Dua kali) ٱللَّهُ أَكْبَرُ ٱللَّهُ أَكْبَرُ Allāhu akbar, Allāhu akbar لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ Lā ilāha illallāh

Perhatikan penekanan pada kalimat "Qad qāmatish-shalāh" yang diulang dua kali. Kalimat ini secara langsung mengajak jamaah untuk segera meninggalkan kesibukan duniawi dan berdiri tegak untuk melaksanakan ibadah mahdhah.

Perbedaan Utama Iqomah dan Azan

Meskipun lafaznya hampir identik, ada beberapa perbedaan mendasar antara azan dan iqomah yang perlu dicatat:

  1. Penambahan Kalimat: Iqomah menambahkan lafaz "Qad qāmatish-shalāh" sebanyak dua kali setelah "Hayya 'alal-falāh".
  2. Pengulangan: Dalam azan, lafaz "Allahu Akbar" diucapkan empat kali di awal dan dua kali di akhir. Sementara dalam iqomah, "Allahu Akbar" diucapkan dua kali di awal dan dua kali di akhir, dan syahadat diucapkan sekali saja.
  3. Kekeraskepalaan Suara: Azan dikumandangkan dengan suara keras agar terdengar oleh jarak yang jauh, sedangkan iqomah diucapkan dengan suara yang lebih pelan, cukup terdengar oleh jamaah yang sudah berada di dalam masjid atau area salat.
  4. Jeda Waktu: Terdapat jeda waktu yang signifikan antara azan dan iqomah (sekitar 5 hingga 15 menit) untuk memberi kesempatan bagi jamaah untuk berwudhu dan menuju masjid. Sebaliknya, jeda antara iqomah dan dimulainya salat sangat singkat.

Adab dan Tata Cara Mengumandangkan Iqomah

Pelaksanaan iqomah juga memiliki adab-adab tertentu yang dianjurkan untuk menjaga kekhusyukan dan keseriusan ritual tersebut:

Kesimpulannya, tulisan iqomah merupakan penegasan bahwa waktu untuk bermunajat dan menyembah Allah SWT telah tiba. Memahami lafaz dan adabnya membantu umat Islam melaksanakan salat secara sempurna, mengikuti tuntunan Rasulullah SAW dalam setiap aspek ibadahnya.

🏠 Homepage