Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, tersusun secara sistematis dengan 114 surat. Setiap surat memiliki posisi dan keistimewaan tersendiri. Salah satu surat yang memiliki makna mendalam mengenai ketenangan dan kemudahan adalah Surat Al-Insyirah. Surat ini dikenal juga dengan nama lain, yaitu Surah Asy-Syarh, yang berarti "Pembukaan" atau "Pelapangan Dada".
Untuk memahami kedudukan surat ini secara utuh, penting untuk mengetahui urutan surat Al-Insyirah dalam mushaf Al-Qur'an. Surat Al-Insyirah menempati posisi yang sangat spesifik, yaitu sebagai surat ke-94. Ia berada setelah Surat Ad-Duha (Surat ke-93) dan sebelum Surat At-Tin (Surat ke-95). Penempatan ini bukanlah kebetulan, melainkan bagian dari tatanan wahyu yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.
Ilustrasi visual posisi Al-Insyirah (94) di antara surat lainnya.
Meskipun penomoran dalam mushaf didasarkan pada urutan penulisan (tauqifi), konteks pewahyuan (asbabun nuzul) seringkali menjelaskan mengapa surat diletakkan berdekatan. Surat Al-Insyirah diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW pada periode Mekkah, khususnya saat beliau menghadapi tekanan dan kesulitan dalam berdakwah. Surat ini datang berdekatan dengan Surat Ad-Duha.
Surat Ad-Duha (93) menenangkan hati Rasulullah SAW setelah jeda wahyu, memberikan kepastian bahwa Allah tidak meninggalkan beliau. Kemudian, Surat Al-Insyirah (94) datang sebagai penguat lanjutan, menjanjikan sebuah formula ilahiah yang abadi: bahwa di setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Urutan ini menunjukkan alur logis dari penghiburan menjadi penegasan janji kemudahan.
Penempatan Surat Al-Insyirah pada urutan ke-94 menjadikannya salah satu surat pendek di juz terakhir (Juz Amma, meskipun penomorannya mengikuti urutan standar). Surat ini hanya terdiri dari 8 ayat. Ayat-ayatnya berbunyi sebagai berikut: "Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? Dan Kami telah meringankan dari padamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah (urusan) yang lain dengan sungguh-sungguh. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap."
Posisi surat ke-94 dalam Al-Qur'an menegaskan bahwa pesan-pesan yang dibawa oleh surat ini adalah pelengkap dari serangkaian wahyu sebelumnya. Ketika kita membaca Al-Qur'an secara berurutan, kita seolah mengikuti perjalanan dakwah dan pengalaman spiritual Rasulullah SAW. Surat-surat di pertengahan akhir Al-Qur'an seringkali berisi penguatan tauhid dan motivasi spiritual yang mendalam.
Bagi seorang Muslim yang sedang menghadapi tantangan hidup, membaca Al-Insyirah pada urutan tersebut—setelah melewati berbagai kisah dan perintah—menjadi titik balik. Ia berfungsi sebagai pengingat langsung dari Sang Pencipta bahwa kesulitan adalah keniscayaan, namun kemudahan telah dijanjikan untuk mengikutinya. Urutan yang tetap ini menjamin bahwa setiap pembaca, terlepas dari kapan ia membacanya, akan selalu menemukan pesan yang sama di posisi ke-94.
Memahami urutan surat Al-Insyirah (ke-94) membantu kita menghargai struktur komprehensif Al-Qur'an. Ini bukan sekadar kumpulan bab, melainkan sebuah narasi terstruktur yang secara bertahap membangun pemahaman dan ketabahan seorang mukmin. Keindahan Al-Qur'an terletak pada keteraturan ini, di mana setiap surat, termasuk Al-Insyirah yang penuh dengan penghiburan, ditempatkan pada tempat yang paling strategis untuk menyampaikan kebenaran dan ketenangan.
Inti dari surat yang singkat namun padat ini adalah janji penggandaan kemudahan yang menyertai setiap kesulitan. Ini adalah salah satu fondasi psikologis Islam yang paling kuat, dan posisinya yang berdekatan dengan Ad-Duha mengukuhkan tema dukungan ilahi di masa-masa terberat. Keseluruhan 114 surat bekerja dalam harmoni, dan Al-Insyirah (94) memainkan peran pentingnya dalam memberikan semangat juang spiritual.
Semoga pemahaman mengenai urutan dan makna Surat Al-Insyirah ini dapat menambah ketenangan dalam hati kita.