Lailatul Qadar, atau Malam Kemuliaan, adalah satu malam yang lebih baik dari seribu bulan dalam hitungan bulan Hijriyah. Malam ini penuh misteri dan rahmat, turunnya Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi umat manusia. Keagungannya tidak terhingga, dan umat Muslim di seluruh dunia berlomba-lomba mencari dan memaksimalkannya pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.
Keutamaan dan hakikat Lailatul Qadar dijelaskan secara eksplisit dalam Al-Qur'an, terutama dalam Surah Al-Qadr. Ayat ini menjadi rujukan utama setiap kali kita membicarakan malam penuh berkah tersebut.
Ayat-ayat di atas menggarisbawahi tiga poin utama yang menjelaskan mengapa Lailatul Qadar begitu istimewa. Pertama, ia adalah malam turunnya Al-Qur'an. Peristiwa monumental ini menandai awal era baru bagi petunjuk ilahi bagi seluruh umat manusia. Ayat ini mengaitkan malam tersebut secara langsung dengan wahyu teragung.
Poin kedua, yang paling sering dikutip, adalah keutamaannya yang setara dengan 'seribu bulan'. Jika seseorang beribadah dengan khusyuk pada malam ini, pahalanya melebihi ibadah yang dilakukan selama 83 tahun lebih (1000 dibagi 12 bulan). Nilai waktu yang luar biasa ini memicu semangat umat Islam untuk tidak menyia-nyiakannya dengan tidur atau kelalaian.
Poin ketiga adalah aktivitas surgawi yang terjadi di bumi. Ayat 4 menyebutkan turunnya para malaikat, termasuk Ruhul Amin (Malaikat Jibril). Mereka turun membawa ketetapan dan rahmat Allah untuk setiap urusan yang telah ditetapkan Allah untuk tahun tersebut. Kehadiran malaikat dalam jumlah besar membawa suasana ketenangan dan kedamaian surgawi. Hal ini diteruskan pada ayat kelima, yang menegaskan bahwa malam tersebut adalah malam "keselamatan" (salaam) hingga terbitnya fajar. Kedamaian ini mencakup keamanan dari segala keburukan dan gangguan.
Meskipun kemuliaan Lailatul Qadar telah ditegaskan, waktu pastinya dirahasiakan oleh Allah SWT. Tujuan kerahasiaan ini adalah agar umat Muslim senantiasa meningkatkan amal ibadah mereka sepanjang Ramadan, tidak hanya fokus pada satu malam saja. Namun, berbagai hadis Nabi Muhammad SAW memberikan petunjuk kuat bahwa Lailatul Qadar paling mungkin terjadi pada sepuluh malam ganjil di akhir Ramadan, yaitu malam ke-21, 23, 25, 27, atau 29.
Para ulama menyimpulkan bahwa malam ke-27 adalah yang paling sering menjadi sasaran prediksi berdasarkan pengamatan dan riwayat. Oleh karena itu, umat Muslim dianjurkan untuk melakukan i'tikaf (berdiam diri di masjid) dan memperbanyak shalat malam, zikir, istighfar, serta memohon ampunan dan rahmat Allah selama malam-malam tersebut. Malam ini adalah kesempatan emas untuk meraih ampunan dosa-dosa yang telah lalu, sebagaimana janji Rasulullah SAW bagi siapa pun yang menghidupkan Lailatul Qadar dengan iman dan mengharap pahala.
Memahami Lailatul Qadar ayat dalam Surah Al-Qadr harus mendorong kita untuk mempersiapkan diri secara spiritual. Bukan sekadar menanti kedatangannya, tetapi menjalani setiap detik Ramadan dengan penuh kesadaran bahwa malam teragung itu mungkin saja sedang kita lewati.