Sholat Maghrib merupakan sholat wajib (fardhu) yang dilaksanakan setelah matahari terbenam dan menjadi penanda dimulainya waktu malam dalam kalender Islam. Sebagai sholat tiga rakaat dengan dua rakaat pertama dibaca jahr (lantang) dan satu rakaat terakhir dibaca sirr (pelan), pemilihan surat pendek yang tepat sangat dianjurkan untuk menambah kekhusyukan.
Meskipun tidak ada kewajiban spesifik mengenai surat tertentu dalam Al-Qur'an yang harus dibaca, mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah praktik terbaik. Memahami urutan dan pilihan bacaan ini akan membantu umat Muslim melaksanakan sholat Maghrib dengan sempurna dan mendapatkan keberkahan penuh.
Rakaat pertama adalah bagian terpenting dalam sholat Maghrib karena dibaca dengan suara lantang. Disunnahkan membaca surat yang relatif panjang namun masih mudah dihafal, biasanya diawali dengan Surat Al-Fatihah. Pilihan surat yang sering diamalkan berdasarkan riwayat adalah:
Pilihan populer lainnya bagi yang lebih hafal adalah Surat Az-Zalzalah (QS. 99) atau Surat Al-Qari’ah (QS. 101). Tujuannya adalah memperpanjang bacaan tanpa memberatkan makmum, sesuai dengan sifat Maghrib yang pendek.
Rakaat kedua juga dibaca secara lantang setelah membaca Surat Al-Fatihah. Dalam banyak riwayat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sering menyambung bacaan surat pendek yang berbeda dari rakaat pertama. Contoh surat yang sering dibaca pada rakaat kedua meliputi:
Kombinasi Al-Falaq dan An-Nas seringkali dibaca berurutan, atau kadang kala hanya salah satunya. Jika rakaat pertama membaca Al-Kafirun, maka seringkali rakaat kedua diisi dengan surat yang setara dengan Al-Kafirun dari sisi makna, yaitu Al-Ikhlas, namun ini kembali kepada kebiasaan imam.
Catatan Penting: Menggabungkan pembacaan Al-Falaq dan An-Nas secara berurutan dalam dua rakaat terpisah (satu surat di rakaat 1, surat lain di rakaat 2) adalah hal yang lumrah dalam praktik sholat Maghrib.
Setelah salam pada rakaat kedua, kita berdiri untuk rakaat ketiga. Rakaat ini dibaca secara sirr (pelan), seperti pada sholat Isya rakaat ketiga. Karena hanya satu rakaat, disunnahkan membaca surat-surat pendek setelah Al-Fatihah untuk menjaga keringkasan sholat Maghrib.
Surat-surat yang paling dianjurkan untuk rakaat tunggal ini adalah yang sangat singkat dan padat makna:
Sifat utama sholat Maghrib adalah keringkasan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menganjurkan agar sholat Maghrib tidak terlalu diperpanjang karena waktunya yang sempit dan segera menyambut datangnya malam. Jika Anda seorang imam, pilihlah surat-surat pendek yang telah disebutkan di atas agar makmum tidak terlalu lama menunggu masuk waktu sholat Isya.
Bagi makmum, yang terpenting adalah mengikuti bacaan imam. Namun, jika sholat dilakukan sendiri (munfarid), memiliki referensi surat pendek yang sesuai dengan sunnah akan sangat membantu menjaga kekhusyukan dan konsentrasi selama ibadah berlangsung.
Secara umum, berikut adalah contoh kombinasi bacaan yang paling sering ditemukan:
Mengamalkan panduan surat bacaan sholat Maghrib ini akan menyempurnakan ibadah Anda di awal waktu malam.